Libur telah
tiba, saat yang dinanti-nanti sudah di depan mata. Perjalanan dari Medan dilanjutkan dengan kumpul di rumah teman untuk
melanjutkan perjalanan ke Aceh.
Kami membeli
tiket bus CV. Pelangi yang berangkat jam 11 malam dari terminal Pinang Baris,
Medan. Untuk memudahkan penumpangnya menuju terminal Pinang Baris, maka kami
disarankan untuk ngumpul di kantor perwakilannya yang terdapat di Jalan Gajah
Mada, Medan dan dari sini akan disediakan bus menuju terminal Pinang Baris.
Karena yang hendak ikut liburan ke Sabang bukan hanya teman-teman dari Medan,
namun ada juga rombongan dari Bireun. Oleh karena itu, bus yang kami tumpangin
hanya sampai di Bireun kemudian dilanjutkan dengan perjalanan dengan mobil pribadi
ke Banda Aceh. Perjalanan dari Medan ke
Bireun adalah sekitar 8 jam. Kami beristirahat 1 hari di Bireun terlebih dahulu
kemudian baru melanjukan perjalanan ke Banda Aceh.
Untuk mengejar
jadwal ferry dari Banda Aceh ke Sabang jam 7 pagi, maka kami berangkat dari
Birueun jam 2 pagi. Hanya berbekal petunjuk jalan yang terdapat di jalan
protokol kami akhirnya sampai juga di Banda Aceh. Banda Aceh merupakan kota
yang sangat bersih dan tertata dengan baik setelah bencana Tsunami sewindu yang
lalu. Tidak sulit untuk mencapai pelabuhan Banda Aceh. Namun, sayangnya
perjalanan kami dimulai dari hari pertama Idul Fitri maka jadwal ferry yang
semula 1 hari ada 2x maka pada hari tersebut hanya ada 1x yaitu pada pukul
16.00 WIB.
Ternyata
informasi ini tidak banyak diketahui oleh pengunjung lainnya yang hendak ke
Sabang sehingga banyak mobil yang sudah antri di pelabuhan Ulee Lheu sejak pagi
hari. Sehubungan dengan 1x perjalanan, kapal ferrynya hanya dapat mengangkut 30
mobil maka pada hari tersebut kami tidak dapat mengunjungi objek wisata yang
lain di kota Banda Aceh. Perjalanan kapal lambat adalah 1,5 - 2 jam.
Pada hari biasa terdapat
kapal ferry / kapal cepat yang hanya dapat mengangkut penumpang, dengan waktu
tempuh 45 – 60 menit.
Berikut jadwal kapal ferry cepat dan lambat :
Jadwal regular
dan Harga Tiket Kapal Cepat
Nama
Kapal
|
Rute (Jam)
|
Harga Tiket (Rp)
|
|||
Ulee Lheu - Balohan
|
Balohan – Ulee Lheu
|
Ekonomi
|
Bisnis
|
VIP
|
|
Pulo
Rondo
|
09:30
|
16:00
|
60.000 - anak-anak 40.000
|
75.000
|
85.000
|
Bahari
|
16:00
|
08:00
|
55.000
|
65.000
|
85.000
|
Contact
Number untuk Kapal Pulo Rondo : 0651 – 637083; 0852 6058 0996; 0853 7342 3730
Contact
Number untuk Kapal Bahari : 0853 6214 9494
Jadwal
regular dan Harga Tiket Kapal Lambat
Hari
|
Rute (Jam)
|
|
Ulee Lheu – Teluk
Sabang
|
Teluk Sabang – Ulee
Lheu
|
|
Sabtu, Minggu (lebih sering 1
x ajah)
|
10:30 & 17:30
|
07:00 & 15:00
|
Senin - Jum’at
|
14:00
|
08:00
|
Harga
Tiket :
Jenis Tiket
|
Harga Tiket (Rp)
|
Penumpang
|
|
Ekonomi Dewasa
|
18.500
|
Ekonomi Anak-anak
|
11.575
|
Bisnis Dewasa
|
27.500
|
Bisnis Anak-anak
|
20.500
|
Eksekutif Dewasa
|
36.500
|
Ekswkutif Anak-anak
|
26.500
|
Kendaraan
|
|
Sepeda
|
8.500
|
Sepeda Motor <500 cc
|
21.500
|
Sepeda Motor Roda Tiga
|
73.000
|
Mobil (sedan, pick up, jeep,
minibus dan sejenisnya)
|
155.000
|
Contact
Number Kantor ASDP : 0651 49977
Yeap.. 2
jam telah berlalu, kota Sabang.. We are coming… Tampak di pelabuhan Balohan lambaian
tangan teman kami yang telah datang menjemput bersama suami dan anaknya. Selama
liburan di Sabang, kami akan menginap di rumahnya walaupun hanya tidur lesehan
tapi lumayan lah hemat biaya akomodasi, hehehhe.. Namun, tidak perlu kuatir
apabila kita harus mencari penginapan sendiri di Sabang, karena banyak losmen
yang terdapat di kota Sabang.
Kota
Sabang terdiri atas kota atas dan kota bawah karena struktur tanahnya yang
berbukit-bukit. Tidak ada yang dapat dinikmati di kota Sabang pada malam hari,
karena di sepanjang Pantai Kasih tidak dipasang lampu, sehingga pemandangan
yang disajikan adalah gelap gulita. Namun demikian, ada beberapa muda-mudi yang
menikmati sejuknya angin malam di pinggir pantai tersebut. Ada juga turis backpacker
yang beristirahat di pinggir pantai.
Petualangan
dimulai keesokan harinya dengan melintasi Pantai Kasih, foto-foto di taman yang
terdapat di seberang pantai dengan meriam-nya kemudian dilanjutkan dengan
menikmati keindahan kota sabang dari Sabang Hill. Sabang Hill merupakan salah
satu tempat penginapan di kota Sabang yang terdapat di atas bukit. (No Entrance
Fee)
View dari
Sabang Hill
View dari
Sabang Hill
Pantai
Sumur Tiga, merupakan pantai yang berpasir putih dengan air laut yang biru dan
pohon kelapa yang menjulang tinggi di pinggir pantai. Di sepanjang pantai ini
juga terdapat banyak penginapan untuk para wisatawan. (No Entrance Fee)
Pantai
Sumur Tiga
Pantai
Sumur Tiga
Tugu Nol
Kilometer, teman – teman yang sudah pernah datang ke Sabang selalu berpesan
“kalo ke Sabang, wajib ke Tugu Nol Kilometer ya.. Biar afdol kalo kamu uda
sampe di titik daratan paling utara di Indonesia” Demikian juga kami, walaupun
perjalanannya lumayan jauh dari pusat
kota dan jalannya menanjak namun tidak menyurutkan semangat kami untuk
mengunjungi tugu ini. Selain mengunjungi tugu Nol Kilometer yang sudah penuh
dengan coretan dari pengunjung, kita juga dapat menikmati panorama laut dari
kawasan tugu. (Entrance Fee tidak ingat lagi, hehehe)
Pantai Iboh,
pantai ini lebih ramai dibandingkan dengan pantai sumur tiga, dimana terdapat
banyak penginapan dan toko yang menyewakan perlengkapan snorkeling, diving dan boat
untuk ke pulau Rubiah yang terletak bersebelahan dengan pantai Iboh.
Perlengkapan
snorkeling telah dipakai, boat telah disewa selanjutnya petualangan di dalam
air dimulai.
Kami
memulai petualangan di Pulau Rubiah. Bermacam terumbu karang dan ikan warna
warni dapat kita lihat tidak jauh dari pinggir pantai, sehingga kondisi ini
aman untuk pemula dan pengunjung yang tidak mahir berenang. Hanya saja harus
berhati-hati pada saat menginjakkan kaki di bebatuan yang terdapat di dasar
laut, katanya nih.. apabila terinjak bulu babi maka kita akan menderita demam
tinggi dan dapat mengakibatkan kematian. Semakin ke tengah semakin banyak
terumbu karang dan ikan yang dapat dilihat. Kami juga diajak berkeliling ke
spot-spot yang biasanya menjadi lokasi snorkeling, namun ada lokasi yang tidak
berani kami telusuri karena kemampuan renang yang pas-pasan.
Akhirnya
kami kembali ke pantai iboh untuk melanjutkan snorkeling. Satu hal lagi yang
perlu diingat, terumbu karang dan bintang laut yang dilihat tidak boleh dibawa
pulang ya…
Biaya :
Sewa boat + perlengkapan snorkeling untuk 9 orang sebesar Rp 440.000
Matahari
mulai tenggelam, air laut mulai surut saatnya untuk bersih-bersih dan
mengunjungi tempat yang lain. Disini tersedia tempat pemandian umum, hanya saja
ada beberapa tempat yang menjadikan air laut sebagai air buat mandi. Oleh
karena itu, kami memilih mandi di sumur yang terdapat di dalam mesjid. Sudah
mandinya harus nimba air sendiri, bayar lagi.. per orangnya Rp 5.000, hehehhe,
begini akibat sok hygienis mau mandi pakai air bersih.
Pantai
Gapang, pantai ini letaknya berdekatan dengan Pantai Iboh. Pantai ini juga
memiliki pasir yang putih, namun pada saat kunjungan kami air laut telah surut,
matahari telah bersembunyi di balik awan, suasana pantai telah sepi tidak ada
aktifitas lagi. Berhubung badan sudah lelah dan wajah sudah kusut, kami tidak
melanjutkan foto-foto lagi.
Keesokan
harinya kami sudah harus bersiap-siap untuk kembali ke kota Bireun. Dengan naik
kapal lambat pukul 14.00 WIB menuju kota Banda Aceh. Rencananya kami hendak
mengunjungi museum Tsunami Banda Aceh, namun setibanya kami di museum ternyata
waktu berkunjung telah habis. Alhasil, numpang foto di depan museum kemudian
makan sore dan melanjutkan perjalanan kembali ke kota Birueun. Malam itu juga
kami kembali ke Medan dengan naik bus jam 21.00 WIB. Harga tiket selama liburan
idul fitri dikenakan surcharge sebesar Rp 25.000. (Hari biasa Rp 65.000, high
season Rp 90.000)
Ada yang
menarik nih dari perjalanan pulang ke Medan, yaitu bus yang kami tumpangi rusak
di tengah jalan dan kami tidak menyadarinya bus tersebut sudah mogok di jalan
selama 4 jam karena kami semua pada tidur di dalam bus L Ketika
menyadarinya sebagian penumpang sudah turun dari bus dan mencoba mencari
tebengan dari bus lain yang lewat. Untung saja, nasib kami sedang mujur ketika
kami turun dari bus ada penumpang lain yang sedang memberhentikan bus yang
sedang lewat untuk ditumpangi sampai ke Medan, jadi kami juga ikutan menumpang
bus tersebut walaupun di dalam bus kami harus berdiri, sampai dengan ada
penumpang lain yang sudah sampai di tujuan dan ada bangku kosong untuk
diduduki. Psstt… tebengan bus ini for free loh, tidak dikutip biaya J
Still
excited to explore Aceh again !!!
Saran :
Apabila hendak merencanakan liburan ke Sabang sebaiknya mengambil masa liburan
di luar liburan Idul Fitri, karena banyak rumah makan dan juga toko souvenir
yang tutup. Apabila kita tidak membawa kendaraan sendiri untuk berlibur di
Sabang, disini juga banyak tersedia mobil yang disewakan.
kembali ke link Gido GoTravel , "Partner Terbaik Perjalanan Wisata Anda"
kembali ke link Gido GoTravel , "Partner Terbaik Perjalanan Wisata Anda"
0 comments :
Post a Comment